PENDAHULUAN
Penggunaan
jaringan kabel fiber optik dan kabel koaksial untuk mentransmisikan sinyal TV
kabel (layanan multimedia ) biasa diistilahkan dengan Sistem HFC ( Hybrid Fiber Coax ).
Kabel fiber optik pada sistem HFC
berfungsi sebagai media untuk mentransimisikan
sinyal dari Headend TV Kabel ke titik
atau point distribusi kabel koaksial.
Pada point
distribusi kabel koaksial, fiber node digunakan untuk menerima sinyal laser
yang ditransmisikan melalui jaringan fiber optik , kemudian pada output fiber
node didapatkan output sinyal RF yang selanjutnya didistribusikan ke pelanggan
melalui media kabel koaksial.
Pada
proses desain jaringan fiber optik untuk sistem HFC , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
sebagai berikut :
1. Jenis
kabel fiber optik yang digunakan adalah jenis Single Mode ( SM )
2. Untuk
transmisi sinyal menggunakan gelombang / wavelength 1310 nm atau 1550 nm.
Jika
menggunakan kabel fiber optic single
mode untuk wavelenght 1310 nm maka nilai redaman sinyal optik yaitu sebesar 0,4
/ km , jika menggunakan Wavelenght 1550 besar nilai redaman kabel yaitu sebesar 0,25 dBm /km.
3. Untuk
jaringan HFC dengan jarak distribusi kurang dari 30 Km dianjurkan menggunakan
wavelength 1310 nm , karena performance
/ kerja sistem masih baik dalam jangkauan
jarak ini . Dari segi biaya harga perangkat ( transmitter ) 1310 nm , 10 kali
lebih murah jika dibandingkan dengan transmitter 1550 nm.
4. Untuk
jaringan HFC dengan jarak distribusi lebih dari 30 Km dianjurkan menggunakan
wavelength 1550 nm . Dengan sistem
wavelength 1550 nm sinyal laser yang mengalami redaman pada jaringan fiber
optik dapat dikuatkan kembali dengan menggunakan EDFA ( Erbium Doped-Fiber
Amplifier )
5. Jika
menggunakan sistem DWDM ( Dense Wavelenght-division Multiflexing ) , dua
wavelength 1310 nm dan 1550nm dapat
ditransmisikan secara bersamaan pada core fiber yang sama.
6. Menggunakan
Angle Polish Connector ( APC ) untuk meminimalkan terjadinya efek back
reflection atau sinyal terpantul kembali dari sumber transmit sinyal (
transmitter ). Umumnya untuk sistem HFC untuk tv kabel menggunakan jenis
konektor FC/APC atau SC /APC
7. Splitter
optik pada sistem HFC untuk tv kabel umumnya mengunakan tipe single window ,
atau splitter yang hanya bisa melewatkan salah satu jenis wavelength , 1310 nm
atau 1550 nm. Jenis splitter dual window dapat melewatkan ke 2 jenis wavelength
sekaligus biasanya digunakan untuk sistem DWDM.
8.
Mengunakan transmitter Falcom dengan jenis laser
Distributed Feeback ( DFB ) , merek komponen laser ORTEL atau FUJITSU.
Jenis laser
yang lain adalah jenis Fabry-Perot ( FP ) , jenis laser FP mempunyai tingkat linearity ( sistem
perambatan cahaya) dengan kualitas yang lebih rendah. Umumnya jenis laser FP
digunakan untuk sistem transmit sinyal dengan kapasitas yang lebih kecil,
contoh penggunaan yaitu pada transmitter reverse yang ada di fibernode untuk
sistem tv kabel 2 arah.
Persamaan ( formula ) berikut digunakan untuk menghitung Rasio Spliter di Head End
A (Output Transmitter) - B(Total Redaman Jaringan ) - C ( Input Node ) = Total Kebutuhan sinyal .
Contoh Perhitungan
Metode distribusi Star / Fan out
*Node 1 >>> A
(Panjang jaringan x0.4)+ B(jumlah splicing x 0.02)+C(jumlah konektor x 0,2)+D(Redaman
Spliter) = Total redaman jaringan.
SISTEM DISTRIBUSI
Ada 2 sistem distribusi jaringan fiber optik yang
umum digunakan , yaitu metode distribusi Star Lay-out / Fan- out dan
metode sistem distribusi Tree and Branch atau linear bus , uraian kedua
metode sistem distribusi tersebut seperti berikut :
Metode distribusi Star /
Fan out
adalah
metode distribusi dimana input sinyal
laser fibernode langsung dari spliter optik yang ada di Headend atau antara
fibernode dengan transmitter dan splitter Head End tidak terdapat percabangan splitter
optik di jaringan. Dengan kata lain metode ini menggunakan sistem dimana untuk
1 ( satu ) fiber node menggunakan 1 ( satu ) jalur core fiber tanpa ada
percabangan dari titik spliter optik yang ada di Head End.
Kelebihan
- Memudahkan sistem pengetesen sinyal untuk setiap fibernode
- Jika salah satu jalur core fiber ke satu fibernode dilepas dihead end maka jalur node yang lain tidak akan terganggu.
- Kemudahan deteksi kerusakan jika terjadi gangguan.
- Memudahkan pengembangan jaringan
Kekurangan
- Boros penggunaan core fiber
Metode distribusi Linear Bus / tree and branch
adalah metode distribusi yang menggunakan percabangan
splitter optik 2 way untuk 1 jalur core
fiber.
Dengan
kata lain metode ini menggunakan sistem dimana untuk 1 core fiber digunakan
untuk beberapa fibernode dengan menggunakan percabangan spliter optik di jaringan.
Umumnya untuk percabangan di jaringan untuk 1 jalur core fiber tidak lebih dari
3 kali percabangan.
Kelebihan
- Hemat penggunaan core fiber.
Kekurangan
- Deteksi dan isolasi kerusakan jaringan lebih sulit
- Adanya kemungkinan kerusakan atau gangguan komponen pasif ( spliter dan pigtail ) yang terpasang di luar.
- Jika akan melakukan pengetesan untuk 1 jalur core fiber ke salah satu fibernode , kemungkinan akan ada fiber node lain yang akan terganggu.
Metode
star/fan-out dan tree branch / linear bus keduanya dapat digunakan tergantung
dengan kondisi jaringan , jumlah node , jumlah core
fiber , dan arah jalur kabel yang akan terpasang .
METODE
PERHITUNGAN SINYAL
Metode perhitungan sinyal yang digunakan yaitu dengan cara menghitung
total redaman jaringan ( total redaman kabel , redaman splicing , redaman
konektor , redaman splitter optik jika terpasang di jaringan ) kemudian total
redaman masing – masing fibernode dibagi dengan total redaman semua fibernode
sehingga diperoleh persentasi ratio splitter optik di Headend dan besar output level transmitter
yang diperlukan
Persamaan ( formula ) berikut digunakan untuk menghitung
total redaman jaringan
A
(Panjang jaringan x0.4)+ B(jumlah splicing x 0.02)+C(jumlah konektor x 0,2)+D(Redaman
Spliter) = Total redaman jaringan.
Panjang jaringan dalam satuan
kilometer , dimana untuk 1 km redaman ( loss ) kabel yaitu sebesar 0,4 dBm.
Jumlah splicing yaitu jumlah titik splicing di sepanjang
jaringan , untuk 1 ( satu ) titik splicing besar redaman yaitu menggunakan nilai rata – rata
sebesar 0,02 dBm/ splicing.
Jumlah konektor yaitu jumlah konektor yang terpasang di
sepanjang jaringan , redaman untuk 1 konektor yaitu sebesar 0,2 dBm. Umumnya
konektor diguanakan pada input fiber node dan sambungan spliter optik di head
end.
Redaman
spliter adalah besar redaman spliter di jaringan jika menggunakan metode
distribusi tree and branch / linear bus .Umumnya untuk percabangan dijaringan yaitu menggunakan
spliter optik 2 way.
Persamaan ( formula ) berikut digunakan untuk menghitung Rasio Spliter di Head End
A (Output Transmitter) - B(Total Redaman Jaringan ) - C ( Input Node ) = Total Kebutuhan sinyal .
Output Transmitter dalam satuan dBm ( 24mW = 13.8 )
Total Redaman Jaringan yaitu total redaman jaringan per node
Input Node adalah Estimasi input node yang akan di gunakan ( 0 - 1,5 dBm )
Contoh Perhitungan
Metode distribusi Star / Fan out
A (1 x0.4)+ B(2 x 0.02)+C(2 x 0,2)+D(0) = 0.82 dBm ( Total redaman jaringan )
A (Output Transmitter) - B(Total Redaman Jaringan ) - C ( Input Node ) = Total Redaman Headend / Headend Spliter
A (13.8) - B(0.82 ) - C( 1.5 ) = 11.48 dBm. ( 7 % )
Metode distribusi Linear Bus / tree and branch
*Node 1 >>> A (Panjang jaringan x0.4)+ B(jumlah splicing x 0.02)+C(jumlah konektor x 0,2)+D(Redaman Spliter) = Total redaman jaringan.
A (1 x0.4)+ B(2 x 0.02)+C(2 x 0,2)+D(3.28) = 4.1 dBm ( Total redaman jaringan )
A (Output Transmitter) - B(Total Redaman Jaringan ) - C ( Input Node ) = Total Redaman Headend / Headend Spliter
A (13.8) - B(4.1 ) - C( 1.5 ) = 8.2 dBm. ( 15 % )
*Node 1 >>> A (Panjang jaringan x0.4)+ B(jumlah splicing x 0.02)+C(jumlah konektor x 0,2)+D(Redaman Spliter) = Total redaman jaringan.
A (2 x0.4)+ B(3 x 0.02)+C(2 x 0,2)+D(2.76) = 4.02 dBm ( Total redaman jaringan )
A (Output Transmitter) - B(Total Redaman Jaringan ) - C ( Input Node ) = Total Redaman Headend / Headend Spliter
A (13.8) - B(4.02 ) - C( 1.5 ) = 8.28 dBm. ( 15 % )
Spliter pada jaringan
Pada rekap daftar losses jalur untuk N01 dan N02 , menggunakan percabangan splitter optic 2 way Ratio R.47 : 53 . Ratio output 47 % untuk fiber node N01 dan ratio output 53 % untuk fiber node N02. Output ratio untuk fiber node N02 lebih besar karena jarak N02 lebih panjang 1 km daripada posisi N01.
Sehingga dengan menggunakan splitter optic 2 way Ratio R.47
: 53 maka akan diperoleh selisih redaman sebesar 0,52 dBm , nilai ini untuk
menutupi selisih jarak 1 km. antara N01 dengan N02 .
NOTE
- Headend atau studio ( TV kabel ) adalah pusat atau sentral dimana sinyal TV kabel diolah sebelum didistribusikan ke jaringan dan ke pelanggan
- Transmiter Optik , adalah perangkat sistem HFC yang berfungsi mentransmisikan sinyal optik ( laser ) , pada input transmitter optik sinyal RF ditumpangkan dan setelah proses konversi pada output transmitter didapatkan output sinyal optik / laser yang selanjutnya ditransmisikan melalui jaringan kabel fiber optik
- Fibernode atau receiver optik , adalah perangkat sistem HFC berfungsi menerima sinyal optik yang diterima melalui kabel fiber optik kemudian setelah melalui proses konversi ( perubahan ) sinyal RF didapatkan pada output fibernode.
- Spliter Optik , atau coupler optik adalah perangkat sistem HFC yang berfungsi membagi sinyal optik pada level tertentu tergantung dengan besar persentasi ratio outputnya.
- Ratio spliter optik yaitu perbandingan persentasi output spliter optik , nilai ratio dalam satuan persen dan nilai total ratio untuk semua output spliter optik harus 100 %.
Demikian sedikit catatan mengenai desain perhitungan sistem HFC semoga bisa membantu dalam mempelajari sistem HFC terutama desain perhitungan sinyal Optic
REFERENSI
- FIBER OPTIC CATV TRANSPORT , Force Inc USA
- MODERN CABLE TELEVISION TECHNOLOGY , Walter Ciciora
- AN INTRODUCTION TO FIBER OPTIC SYSTEM , Scientific Atalanta
bagi org awam jaringan FO seperti saya ini, sangat berterimakasih, ulasan dgn bahasa yg sangat mudah di pahami. mantap!
BalasHapusMohon bantuannya mas. Saya mau buat tv kabel pakae palkom di desa saya. Dimana sya bisa beli alat alatnya. Saya di lombok NTB. Terima kasih
BalasHapusAdminnya kemana?
BalasHapusadmin bantuannya plisee,,
BalasHapussaya pake falcom 203 untuk 35 ch, tolong dong di jelasin dari S8-S35 brapa DB yang harus di keluarkan habis combiner ke boster g300,atau g400, trus sampe input msknya, soalnya S8 saya naik turun klu di ukur
Salam Kenal,
BalasHapusMohon info nomor Admin nya??
Terima kasih
Mau nanya nie, sebaiknua untuk 1 fibernode di kasih berapa boster(amplifier) ya, trims
BalasHapusDear : Custumer Import & Domestik
BalasHapusKami dari Pt Tunggal Wahana Indah Nusantara mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
Services Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Berikut Attecment terlampir.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang ingin dipertanyakan, silahkan hubungi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm@twin.co.id
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, andijm@twin.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id, www.twin.co.id
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGimana kalau jaringan terbagi dua ada kekiri dan kekanan sedangkan transmiter hanya mempunyai 1 out...
BalasHapusHarus pakai spliter apa tuh pak...??